Oleh :
Budi Santoso
Pendinginan dengan
menggunakan es merupakan satu – satunya jalan yang dapat ditempuh untuk
mempertahankan mutu ikan selain teknik pendinginan dengan menggunakan
refrigerasi. Prinsip pengesan adalah meletakkan es pada permukaan ikan untuk
menurunkan suhu ikan hingga mendekati 0o C dengan tujuan menghambat
pertumbuhan bakteri sehingga ikan lebih awet. Pengesan juga dapat mencegah gesekan
kuat antara ikan dengan ikan yang berada dalam satu wadah, meminimalkan
kerusakan pada ikan dan es akan lebih cepat menyerap panas tubuh ikan secara
merata. Keuntungan pendinginan dengan menggunakan es adalah selain biayanya lebih
murah dan praktis, pengesan dapat bermanfaat sebagai media pembersih daging ikan
dari darah dan lendir karena es yang mencair dapat sekaligus membawa kotoran, sisa
darah dan lendir yang masih menempel pada permukaan daging ikan. Es yang digunakan
harus dipilih sebaik mungkin, yaitu es yang higienis, tidak keropos dan baik
kematangannya.
1. Latar
Belakang
Ikan memiliki kadar protein yang
sangat tinggi yaitu sekitar 20 %. Di samping itu protein yang terkandung dalam
ikan mempunyai mutu yang baik, sebab sedikit mengandungkolesterol dan sedikit
lemak. Di samping kelebihan tersebut, ikan memiliki kelemahan yakni mudah
membusuk. Ikan relatif lebih cepat mengalami pembusukan daripada daging unggas
dan mamalia karena pada saat ditangkap ikan selalu berontak sehingga banyak
kehilangan glikogen dan glukosa. Glikogen dan glukosa pada hewan yang mati
dapat mengalami glikolisis menjadi asam piruvat yang selanjutnya diubah menjadi
asam laktat. Apabila ikan terlalu banyak berontak pada saat ditangkap maka akan
banyak kehilangan glikogen dan glukosa sehingga kandungan asam laktat ikan
menjadi rendah. Dengan demikian nilai pH-nya relatif mendekati normal. Nilai pH
yang mendekati normal ini sangat cocok untuk pertumbuhan bakteri, sehingga ikan
segar harus segera diolah dengan baik agar layak untuk dikonsumsi. Dan satu –
satunya jalan untuk mempertahankan mutu ikan adalah melalui proses penurunan
suhu tubuh ikan atau kita kenal istilah pendinginan/pengesan.
2. Rumusan
Masalah
Bagaimana
teknik pengesan yang baik untuk mempertahankan mutu ikan hasil tangkapan ?
3. Kajian Teori
Prinsip pendinginan ikan adalah menurunkan suhu ikan / produk sampai mendekati 0o C dengan tujuan menghambat pertumbuhan bakteri sehingga ikan lebih awet. Bakteri tumbuh dan berkembang biak secara optimal pada suhu 10o – 70o C. Pada suhu 0o – 5o C. pertumbuhan dan perkembangbiakannya berjalan lambat, sehingga ikan mempunyai daya tahan berhari-hari. Kelebihan dari proses pendinginan adalah tidak merusak struktur daging ikan dan selain itu biaya yang dibutuhkan relatif lebih murah daripada proses pembekuan.Oleh karena itu, pengawetan dengan cara pendinginan ini banyak diaplikasikan pada rantai perjalanan ikan mulai setelah ikan dipanen sampai pada pendistribusian ke tangan konsumen, contohnya pada waktu penyimpanan ikan di palka kapal, tahap penampungan, pada pasar – pasar ikan maupun pada waktu proses pengolahan ikan di perusahaan eksportir ikan (Rahmat Yuliandri, 2013). Faktor – faktor yang mempengaruhi kecepatan proses pendinginan yaitu :
Prinsip pendinginan ikan adalah menurunkan suhu ikan / produk sampai mendekati 0o C dengan tujuan menghambat pertumbuhan bakteri sehingga ikan lebih awet. Bakteri tumbuh dan berkembang biak secara optimal pada suhu 10o – 70o C. Pada suhu 0o – 5o C. pertumbuhan dan perkembangbiakannya berjalan lambat, sehingga ikan mempunyai daya tahan berhari-hari. Kelebihan dari proses pendinginan adalah tidak merusak struktur daging ikan dan selain itu biaya yang dibutuhkan relatif lebih murah daripada proses pembekuan.Oleh karena itu, pengawetan dengan cara pendinginan ini banyak diaplikasikan pada rantai perjalanan ikan mulai setelah ikan dipanen sampai pada pendistribusian ke tangan konsumen, contohnya pada waktu penyimpanan ikan di palka kapal, tahap penampungan, pada pasar – pasar ikan maupun pada waktu proses pengolahan ikan di perusahaan eksportir ikan (Rahmat Yuliandri, 2013). Faktor – faktor yang mempengaruhi kecepatan proses pendinginan yaitu :
1. Semakin tinggi suhu awal ikan, akan semakin besar
pula energi yang dibutuhkan
untuk
menyerap panas pada tubuh ikan dan semakin lama proses pendinginan
2. Semakin besar
ukuran ikan maka semakin lama pula proses pendinginan
3. Semakin rendah suhu penyimpanan maka akan semakin
cepat proses pendinginan
4. Semakin rendah suhu udara luar maka akan semakin
cepat proses pendinginan
5. Struktur daging ikan.
4. Hasil dan Pembahasan
Prinsip Pengesan
Prinsip pengesan yang dianut dalam pengesan ini adalah agar dapat menekan proses penurunan mutu ikan hingga minimum, untuk itu ikan yang telah ditangkap harus segera diturunkan suhunya menjadi 0ºC dan mempertahankan ikan pada tingkat suhu 0ºC ini selama proses penanganan selanjutnya.
Prinsip pengesan yang dianut dalam pengesan ini adalah agar dapat menekan proses penurunan mutu ikan hingga minimum, untuk itu ikan yang telah ditangkap harus segera diturunkan suhunya menjadi 0ºC dan mempertahankan ikan pada tingkat suhu 0ºC ini selama proses penanganan selanjutnya.
Agar dapat mematuhi prinsip
itu dengan baik dan agar diperoleh hasil
yang maksimum, perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
a. Ikan segera
dihimpun dalam es
b. Ikan hanya
berkontak dengan es
c. Panas
senantiasa dapat mengalir keluar dari ikan
d. Palka atau
peti diberi lubang pembuangan ( drainage)
e. Tebal
lapisan ikan wajar
f. Semua
pekerjaan dilakukan dengan cepat
Agar dapat
melaksanakan praktek pengesan di kapal, sebaiknya difahami hal-hal tersebut di bawah ini :
1. Prinsip
pengesan ikan
2. Jumlah
es yang diperlukan
3. Teknik
pengesan yang digunakan
Jumlah es yang diperlukan
Pendinginan
ikan yang berupa produk ikan basah, umumnya dilaksanakan dengan mengikuti salah
satu dari 3 metoda; yaitu dengan es, udara dingin dan air yang didinginkan. Dalam
perhitungan jumlah es yang diperlukan, terdapat dua tahapan yang harus
diperhatikan yaitu tahap penurunan suhu mencapai suhu penyimpanan yang
diinginkan (0ºC untuk ikan basah atau 3ºC untuk ikan olahan) dan tahap
pemeliharaan suhu penyimpanan dan distribusi.
Untuk
menurunkan suhu ikan sampai pada tingkat suhu yang lebih rendah, maka jumlah
panas yang harus dienyahkan dari ikan dapat dihitung dengan rumus umum berikut :
Q = m (T1 – T2) c
Q = m (T1 – T2) c
Dimana :
Q = Jumlah panas
dalam kilokalori (kkal)
m = masa atau berat
bahan dalam kg
T1 = suhu awal bahan dalam ºC
T2 = suhu akhir bahan dalam ºC
C = panas spesifik
bahan
Kalau panas spesifik ikan 0.84, suhu awal 20ºC, sedangkan berat ikan 100 kg maka jumlah panas yang
harus dienyahkan dari ikan agar suhunya mencapai 0ºC adalah : 100 kg X (20 –
0)ºCX 0,84= 1680 kkal Oleh karena tiap kg es saat meleleh
pada 0ºC dapat menyerap80 kkal ( berhubung panas laten
pelelehan es 80 kkal/kg), maka berat es yang diperlukan bagi pendinginan ikan
itu adalah 1680/80 = 21kg es dengan catatan tidak memperhitungkan panas yang
terbuang. Jadi kebutuhan es bagi tahap penurunan suhu ikan seberat 100 kg
dengan suhu awal 20ºC adalah 21 kg es.
Teknik Pengesan
Berdasarkan pada prinsip
pengesan, terdapat beberapa teknik pengesan yang sudah sukses dipraktekan
di Negara-negara perikanan maju.
a. Cara
pengesan susunan curahan ( Bulk stowage)
Adalah metode penyimpanan ikan
yang di es di dalam kerangka kandang ikan yang biasanya dibangun dengan cara
memasang papan kandang lepas keatas kerangka penyangga vertical didalam palka
ikan (gambar 53).
Pembangunan kerangka kandang
sambil meng es ikan dengan teknik susunan curahan, dilaksanakan sebagai
berikut :
1) Taburkan es di alas palka dengan ketebalan 10 sampai 15cm, tergantung keadaan insulasi palka, lama trip, keadaan cuaca dan suhu laut. Diatas lapisan es tersebut, susun/tabur selapis ikan . diatasnya disebar selapis es, lalu diikuti selapis ikan dan demikian seterusnya. Lapisan ikan paling atas ditutup dengan es setebal 5-10 cm. Kalau digunakan papan-papan rak hidup, tebal curahan ikan es tidak lebih dari 0,5 m agar ikan didasar rak tidak rusak.
1) Taburkan es di alas palka dengan ketebalan 10 sampai 15cm, tergantung keadaan insulasi palka, lama trip, keadaan cuaca dan suhu laut. Diatas lapisan es tersebut, susun/tabur selapis ikan . diatasnya disebar selapis es, lalu diikuti selapis ikan dan demikian seterusnya. Lapisan ikan paling atas ditutup dengan es setebal 5-10 cm. Kalau digunakan papan-papan rak hidup, tebal curahan ikan es tidak lebih dari 0,5 m agar ikan didasar rak tidak rusak.
2) Bentuk rak rak papan dan
kerangka diusahakan sedemikian rupa agar air lelehan dari lapisan diatasnya
tidak mengotori lapisan ikan yang dibawahnya. Masalah utama dari susunan curahan adalah kesukaran membongkar ikan untuk
didaratkan, penangananya berlangsung lambat,memerlukan tenaga kerja lebih
banyak dan ikan mungkin rusak kena sekop,garpu atau ganco.
b. Cara pengesan susunan
pemetian (Boxed Stowage)
Cara penyusunan ikan dan es dalam peti di laut mempunyai beberapa
kelebihan antara lain :
- Ikan tetap
terlindung es selama pembongkaran dari palka ke darat.
- Poses
pembongkaran dan pelelangan serta pemindahan ke gudang dingin atau ke alat pengangkut lain dapat berlangsung lebih cepat.
Mutu ikan
yang didaratkan lebih baik dari pada teknik susunan curahan.
KESIMPULAN
Dengan penerapan atau pengguanaan
suhu rendah (00) pada saat ikan tetangkap oleh alat tangkap ikan
maka ikan akan tetap segar sampai ketangan konsumen karena ikan akan menurun
mutunya setelah ikan diangkat keatas daratan oleh karena itu penggunaan suhu
rendah sangat baik setelah ikan tertangkap.
Penggunaan wadah pada saat
penanganan ikan juga sangat mempengaruhi kualitas ikan karena penggunaan wadah
yang tidak sesuai dengan ukuran ikan dan jenis ikan bisa mempengaruhi atau
menyebabkan ikan mendapatkan luka pada kulit ikan.
Teknik pengesan ikan juga sangat
mempengaruhi luka pada kulit ikan karena apabila es dicampur begitu saja
dengan ikan maka akan menyebabkan luka pada kulit ikan sebab ikan tidak semua
sama jenisnya bentuk dan ukurannya. Oleh karena itu dalam penerapan teknik –
teknik pengesan maka perlu juga diperhatikan prinsip penanganan yang cermat,
cepat, safety dan hygienis.
PENUTUP
Demikian
makalah ini disusun untuk memberikan gambaran ringkas mengenai bagaimana teknik
pengesan ikan yang baik di atas kapal perikanan.
DAFTAR PUSTAKA
Rahmat Yuliandri, S.St.Pi. 2013. Diktat Penanganan Dan Penyimpanan Hasil
Tangkap. SUPM Sorong. BPSDMKP.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar