Rabu, 15 Maret 2017

Fungsi dan Cara Menggunakan Fishfinder

Oleh : Budi Santoso, S.St.Pi

Seorang nelayan, menggunakan nalurinya untuk memancing di laut. Panduan mereka hanya kompas sederhana dan tanda-tanda alam saja. Lalu para nelayan melihat tanda alam yang ada seperti perubahan air dan ombak untuk menandai adanya karang. Untuk memastikan dasar laut apakah pasir, lumpur atau karang, para nelayan generasi dahulu melakukan cara mengelot dasar laut. Ngelot yaitu mengikat timah besar yang diikat tali lalu menceburkan timah hingga dasar laut. Setelah sampai di dasar timah diangkat ke atas untuk dianalisa apakah timah tersebut terkena lumpur, pasir atau karang.

https://spotmancing.com/wp-content/uploads/2015/07/mengenal-alat-gps-2.jpg 

Jika cara nelayan atau pancinger dahulu itu dalam mencari lokasi ikan hanya berdasarkan pengalaman, intuisi, mengamati tanda-tanda alam. Namun sekarang , dalam mencari lokasi ikan dibantu dengan alat elektronik seperti Global Position System (GPS) dan Fish Finder. Kedua alat ini bisa membuat sukses memancing. 

Pengertian Fishfender

Prinsip kerja dari fish finder yaitu gelombang suara berfrekuensi antara 15 kHz sampai 455 kHz dipancarkan tranduser dipantulkan oleh dasar perairan kemudian ditangkap kembali oleh transduser. Fishfinder ialah perangkat elektronik yang bekerja dengan cara memancarkan gelombang ultrasonik dan menangkap kembali pantulannya. Perangkat fish finder yang digunakan untuk memancarkan gelombang dan menangkap gelombang kembali disebut dengan nama tranduser. Proses gelombang pantulan yang berulang-ulang itu ditangkap tranduser kemudian diterjemahkan dalam monitor dalam bentuk titik-titik sehingga menimbulkan gambar topografi dasar perairan. Dari hasil pembacaan gambar topografi itulah akhirnya kita bisa membedakan kekerasan dari topografi struktur dasar perairan. Biasanya bila keadaan dasar perairan benda yang keras maka warna di monitor gambarnya lebih pekat. Sebaliknya jika topografi lembek maka gambar di monitor pun tidak pekat.

Jadi bila topograf dasar perairan keras bisa diasumsikan bahwa dasar berupa karang. Demikian juga bila dimonitor fish finder gambarnya tidak pekat warnanya maka sering kita terjemahkan dengan lumpur. Selain itu rata tidaknya topografi dasar perairan bisa diketahui melalui fishfinder. Untuk mengetahui itu semua merupakan penyimpulan titik hasil pembacaan fish finder. Untuk bisa mengetahui apakah topografi itu berupa karang luas, tandes atau rumpon, tentu saja diperlukan jam terbang yang tinggi. Artinya si pemakai fishfinder harus hafal betul gambar-gambar yang ditampilkan oleh monitor fish finder. Selain topografi dasar perairan, gelombang suara yang dipancarkan oleh transduser terkadang mengenai benda-benda yang melayang dalam air, karena benda tersebut juga memantulkan gelombang. Benda yang melayang itu pun bisa terbaca dalam monitor fishfinder, Dalam tangkapan GPS fishfinder, Benda yang melayang itu bisa saja kumpulan ikan, sampah atau rumput laut. Namun bila di karang-karang atau struktur topografi perairan yang keras biasanya benda yang melayang itu adalah gerombolan ikan.


Sumber : Anonimous, spotmancing.com/2014/09/03/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar