Jumat, 25 November 2016

Mengenal Perbedaan Antara Ikan Tongkol, Ikan Cakalang, dan Ikan Tuna

Oleh : Budi Santoso, S.St.Pi

Pernahkah kalian makan ikan tongkol, atau mungkin menyantap ikan cakalang? Taukah kalian bagaiman cara mengenal atau mengetahui perbedaan dari ikan tuna, ikan cakalang, maupun ikan tongkol? Masih bingung ternyata antara cakalang, tongkol dan tuna berbeda? Yuk kita simak pembahasan.


Coba kalian perhatikan bentuk tubuh ikan tuna, tongkol dan cakalang, rata-rata bentuk tubuh mereka mirip bukan? Dengan ciri khusus berbadan sedikit mengkilat dan tanpa sisik merupakan ciri keluarga ikan Scombride. Lalu apa saja yang menjadi perbedaan dari ketiga ikan ini?

 Ikan Cakalang
 Umumnya cakalang memiliki bentuk tubuh sedikit gemuk dengan warna punggung ungu kebiru-biruan bahkan ada juga yang berwarna punggung gelap. Panjang cakalang rata-rata sekitar 60 centimeter dengan pola garis di bagian tubuhnya. Daging ikan cakalang biasanya berwarna putih. Masyarakat daerah timur terutama papua sering menyebut ikan ini dengan nama “cakalan” sedangkan di beberapa daerah lain menyebutnya dengan nama ikan tongkol putih.
Umumnya cakalang memiliki bentuk tubuh sedikit gemuk dengan warna punggung ungu kebiru-biruan bahkan ada juga yang berwarna punggung gelap. 
Ikan Tongkol
Tongkol dari ukurannya hampir sama persis dengan cakalang yang keduanya memiliki panjang rata-rata sekitar 60 centimeter. Sedangkan perbedaan tubuh tongkol lebih sedikit langsing daripada ikan cakalang. Warna kulit ikan ini umumnya mengkilat. Pada bagian tubuh ikan ini terdapat motif garis-garis yang bisa kita lihat perbedaan nya dengan ikan cakalang. Sedangkan perbedaan dagingnya tidak terlalu putih seperti ikan cakalang.
Tongkol dari ukurannya hampir sama persis dengan cakalang yang keduanya memiliki panjang rata-rata sekitar 60 centimeter.  
Ikan Tuna
Ikan tuna walaupun memiliki bentuk tubuh yang mirip dengan cakalang dan tongkol, namun perbedaan dari segi ukuran kita dapat langsung mengetahui bahwa ikan ini adalah tuna. Ini dikarenakan ukuran ikan tuna lebih besar melebihi ukuran tongkol dan cakalang. Bayangkan saja, ukuran bayi tuna biasanya sebesar ikan cakalang dengan berat sekitar 5 kg.  
Ikan tuna walaupun memiliki bentuk tubuh yang mirip dengan cakalang dan tongkol, namun dari segi ukuran kita dapat langsung mengetahui bahwa ikan ini adalah tuna. Sedangkan ikan tuna dewasa ada yang sebesar anak umur 7 tahun, atau beratnya sekitar 35kg sampai ada juga yang 350kg. Cukup besar bukan ikan tuna ini? Itulah sebabnya ikan ini banyak dijadikan bahan ikan tuna kalengan untuk di ekspor ke luar negeri. Baik itu ikan cakalang dan ikan tuna paling banyak habitatnya di kawasan perairan Indonesia timur mulai dari Maluku hingga Papua. Sedangkan ikan tongkol biasanya banyak di temukan di Indonesia bagian tengah. Itulah sebabnya masyarakat daerah timur lebih mengenal dan gemar makan ikan cakalang dan tuna. Sedangkan ikan tongkol umumnya banyak dikonsumsi penduduk di daerah Jawa.

Sumber : https://www.plengdut.com/mengenal-perbedaan-antara-ikan-tongkol-ikan-cakalang-dan-ikan-tuna

Senin, 07 November 2016

WPP-NRI (Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia)

Oleh : Budi Santoso, S.St.Pi


WPP-NRI (Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia) merupakan wilayah pengelolaan perikanan untuk penangkapan ikan, konservasi, penelitian, dan pengembangan perikanan yang meliputi perairan pedalaman, perairan kepulauan, laut territorial, zona tambahan, dan zona ekonomi ekslusif Indonesia (ZEEI).

Penentuan WPP-NRI yang sebelumnya berdasarkan pada daerah tempat ikan hasil tangkapan didaratkan di pelabuhan perikanan yang terbagi kedalam 9 WPP-NRI, sebagai berikut:
  1. Selat Malaka meliputi Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Riau.
  2. Laut Cina Selatan meliputi Provinsi Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Barat.
  3. Laut Jawa meliputi Provinsi Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Ja.wa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan.
  4. Laut Flores dan Selat Makassar meliputi Provinsi Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara.
  5. Laut Banda meliputi Provinsi Maluku.
  6. Laut Arafura meliputi Laut Aru, dan Laut Timur Timor meliputi Provinsi Papua.
  7. Laut Seram dan Teluk Tomini meliputi Teluk Tomini dan Laut Seram meliputi Provinsi Sulawesi Tengah, Maluku Utara, dan Papua Barat.
  8. Laut Sulawesi dan Samudera Pasifik meliputi Provinsi Gorontalo, Sulawesi Utara, Papua dan Kalimantan Timur.
  9. Samudera Hindia meliputi Provinsi Aceh,Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat.

Penentuan WPP-NRI berdasarkan metode ini sudah tidak sesuai dengan prinsip pengelolaan perikanan terkait pemantauan potensi sumberdaya ikan. Hal itu dikarenakan dasar dalam penentuan 9 (Sembilan) WPP-NRI berdasarkan tempat pendaratan ikan.
Terkait hal tersebut, dalam rangka pengelolaan sumberdaya perikanan yang berkelanjutan, Komisi Nasional Pengkajian Sumberdaya Ikan (KOMNASJISKAN) melakukan revisi WPP-NRI dari 9 WPP-NRI menjadi 11 WPP-NRI. Penentuan 11 WPP-NRI mengacu kepada FAO ( Food and Agriculture Organization of The United Nations) dimana penomoran dan pembagian wilayah pengelolaan sudah sesuai standar internasional FAO.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.01/MEN/2009 tentang Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia telah menetapkan pembagian WPP menjadi 11 WPP yaitu:

  1. WPP-RI 571 meliputi perairan Selat Malaka dan Laut Andaman.
  2. WPP-RI 572 meliputi perairan Samudera Hindia sebelah Barat Sumatera dan Selat Sunda.
  3. WPP-RI 573 meliputi perairan Samudera Hindia sebelah Selatan Jawa hingga sebelah Selatan Nusa Tenggara, Laut Sawu, dan Laut Timor bagian Barat.
  4. WPP-RI 711 meliputi perairan Selat Karimata, Laut Natuna, dan Laut China Selatan.
  5. WPP-RI 712 meliputi perairan Laut Jawa.
  6. WPP-RI 713 meliputi perairan Selat Makassar, Teluk Bone, Laut Flores, dan Laut Bali.
  7. WPP-RI 714 Meliputi perairan Teluk Tolo dan Laut Banda.
  8. WPP-RI 715 meliputi perairan Teluk Tomini, Laut Maluku, Laut Halmahera, Laut Seram dan Teluk Berau.
  9. WPP-RI 716 meliputi perairan Laut Sulawesi dan sebelah Utara Pulau Halmahera.
  10. WPP-RI 717 meliputi perairan Teluk Cenderawasih dan Samudera Pasifik.
  11. WPP-RI 718 meliputi perairan Laut Aru, Laut Arafuru, dan Laut Timor bagian Timur.
Adapun dasar dari penomoran WPP-RI di Indonesia adalah mengacu kepada pengaturan “Fisheries Area” dari FAO. Di Indonesia sendiri, masuk kedalam Fishing Area 57 (Indian Ocean, Eastern) dan 71 (Pacific, Western Central) dari 19 Fishing Areas yang ada di dunia. Berikut 19 Fishing Areas berdasarkan FAO:

  1. Area 18 (Arctic Sea)
  2. Area 21 (Atlantic, Northwest)
  3. Area 27 (Atlantic, Northeast)
  4. Area 31 ( Atlantic, Western Central)
  5. Area 34 (Atlantic, Eastern Central)
  6. Area 37 (Mediterranean and Black Sea)
  7. Area 41 (Atlantic, Southwest)
  8. Area 47 (Atlantic, Southeast)
  9. Area 48 (Atlantic, Antarctic)
  10. Area 51 ( Indian Ocean, Western)
  11. Area 57 (Indian Ocean, Eastern)
  12. Area 58 (Indian Ocean, Antarctic and Southern)
  13. Area 61 (Pacific, Northwest)
  14. Area 67 (Pacific, Northeast)
  15. Area 71 (Pacific, Western Central)
  16. Area 77 (Pacific, Eastern Central)
  17. Area 81 (Pacific, Southwest)
  18. Area 87 (Pacific, Southeast)
  19. Area 88 (Pacific, Antarctic)
Indonesia sendiri tercakup dalam dua fishing areas, yaitu Area 57 dan Area 71. Untuk Major Fishing Area 57, yang terdiri dari:
1. Bay of Bengal (Subarea 57.1)
2. Northern (Subarea 57.2)
3. Central (Subarea 57.3)
4. Oceanic (Subarea 57.4)
5. Western Australia (Subarea 57.5)
6. Southern Australia (Subarea 57.6)

Dimana perairan Indonesia termasuk ke dalam Subarea 57.1 dan 57.2.

http://fishmate.blogspot.com/2012/08/mengenal-wilayah-pengelolaan-perikanan.html