Kamis, 23 Februari 2017

Mengenal Teripang Pasir (Holothuria scabra)

Oleh : Budi Santoso, S.St.Pi

Teripang merupakan hewan yang bergerak lambat, hidup pada dasar substrat pasir, lumpur pasiran maupun dalam lingkungan terumbu. Teripang merupakan komponen penting dalam rantai makanan di terumbu karang dan ekosistem asosiasinya pada berbagai tingkat struktur pakan (trophic levels). Teripang berperan penting sebagai pemakan deposit (deposit feeder) dan pemakan suspensi (suspensi feeder). Di wilayah Indo-Pasifik, pada daerah terumbu yang tidak mengalami tekanan eksploitasi, kepadatan teripang bisa lebih dari 35 ekor per m2, dimana setiap individunya bisa memproses 80 gram berat kering sedimen setiap harinya.

Teripang memiliki banyaka jenis. salah satunya adalah teripang pasir atau teripang putih. Menurut Martoyo et al., 1994 dalam Sartika (2002), teripang putih merupakan spesies yang hidup dengan cara berkelompok. Dalam satu kelompok bisa mencapai 3-10 ekor. Teripang putih atau sering disebut dengan teripang pasir akan hidup optimal di daerah dasar perairan terdiri dari pasir atau pasir berlumpur yang ditumbuhi lamun (seagrass). Perairan pada surut terendah masih tergenang air yang dalamnya antara 40-80 cm dan kecerahan air di atas 75 cm dan arus tidak terlalu kuat serta terlindung dari angin yang kencang. Perairannya tidak tercemar dengan Salinitas antara 24-33 ppt serta suhu 25-30 derajat celcius.

Teripang pasir dapat tumbuh sampai ukuran 40 cm dengan bobot 1,5 kg. Kematangan gonad hewan air berumah dua (diosis) ini pertama kali terjadi pada ukuran rata-rata 220 mm. Seekor teripang betina mampu menghasilkan telur dalam jumlah yang sangat banyak hingga mencapai sekitar 1,9 juta butir telur. Daur hidup hewan ini dimulai dengan telur yang dibuahi yang akan menetas dalam waktu sekitar 2 hari.

Klasifikasi Teripang Pasir (Holothuria scabra) menurut Rohani (1998) dalam Hamidah (1999) adalah sebagai berikut.

Kingdom : Animalia

Phylum : Echinodermata

Kelas : Holothuridea

Ordo : Aspidochirotida

Famili : Aspidochirota

Genus : Holothuria

Spesies : Holothuria scabra


Sumber : http://eol.org/data_objects/19214538 © Adriani Sunuddin "Mengenal Holothuria Scabra".


Minggu, 12 Februari 2017

Mengenal Lamun (Seagrass) sebagai Ekosistem Perairan Laut

Oleh : Budi Santoso, S.St.Pi


Lamun (seagrass) adalah kelompok tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) dan berkeping tunggal (monokotil) yang mampu hidup secara permanen di bawah permukaan air laut. Komunitas lamun berada di antara batas terendah daerah pasang-surut sampai kedalaman tertentu dimana cahaya matahari masih dapat mencapai dasar laut. Padang lamun merupakan suatu komunitas dengan produktivitas primer dan sekunder yang sangat tinggi, detritus yang dihasilkan sangat banyak, dan mampu mendukung berbagai macam komunitas hewan. Padang lamun memiliki peranan ekologis yang sangat penting, yaitu sebagai tempat berlindung, tempat mencari makan, tempat tinggal atau tempat migrasi berbagai jenis hewan.
 
Ekosistem padang lamun memiliki kondisi ekologis yang sangat khusus dan berbeda dengan ekosistem mangrove dan terumbu karang. Ciri-ciri ekologis padang lamun antara lain adalah :
 
  • Terdapat di perairan pantai yang landai, di dataran lumpur/pasir
  • Pada batas terendah daerah pasang surut dekat hutan bakau atau di dataran terumbu karang
  • Mampu hidup sampai kedalaman 30 meter, di perairan tenang dan terlindung
  • Sangat tergantung pada cahaya matahari yang masuk ke perairan
  • Mampu melakukan proses metabolisme secara optimal jika keseluruhan tubuhnya terbenam air termasuk daur generatif
  • Mampu hidup di media air asin
  • Mempunyai sistem perakaran yang berkembang baik.
 
Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (angiospermae) yang berbiji satu (monokotil) dan mempunyai akar rimpang, daun, bunga dan buah. Jadi sangat berbeda dengan rumput laut (algae) (Wood et al. 1969; Thomlinson 1974; Azkab 1999).
 
Sedangkan menurut Keputusan Menteri no. 200 Tahun 2004, dijelaskan bahwa lamun (Seagrass) adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang hidup dan tumbuh di laut dangkal, mempunyai akar, rimpang (rhizome), daun, bunga dan buah dan berkembang biak secarageneratif (penyerbukan bunga) dan vegetatif (pertumbuhan tunas). Sedangkan definisi padang lamun menurut Keputusan Menteri tersebut adalah adalah hamparan lamun yang terbentuk oleh satu jenis lamun (vegetasi tunggal) dan atau lebih dari 1 jenis lamun (vegetasi campuran).
 

Klasifikasi Lamun

Lamun termasuk dalam subkelas Monocotyledonae dan merupakan tumbuhan berbunga (kelas Angiospermae). Secara lengkap klasifikasi beberapa jenis lamun yang terdapat di perairan pantai Indonesia (Phillips dan Menez,1988) adalah sebagai berikut :
Regnum   : Plantae
Divisio     : Anthophyta
Classis     : Angiospermae
Subclass  : Monocotyledonae
Ordo       : Helobiae
Family    : Hydrocharitaceae
Genus      : Enhalus, Species : Enhalus acoroides
Genus      : Halophila , Species : Halophila decipiens, Halophila ovalis, Halophila minor, Halophila 
                 spinulosa
Genus     : Thalasia, Species : Thalasia hemprichii
Famili    : Cymodoceaceae
Genus    : Cymodocea, Species : Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata
Genus     : Halodule, Species : Halodule pinifolia, Halodule uninervis
Genus     : Syringodium, Species : Syringodium isoetifolium
Genus     : Thalassodendron, Species : Thalassodendron ciliatum

Morfologi  Lamun (Seagrass)

Bentuk vegetatif lamun memperlihatkan karakter tingkat keseragaman yang tinggi. Hampir semua genera lamun (Seagrass) memiliki rhizoma yang sudah berkembang dengan baik dan bentuk daun yang memanjang (linear) atau berbentuk sangat panjang seperti ikat pinggang (belt), kecuali jenis Halophila memiliki bentuk lonjong.
 
Berbagai bentuk pertumbuhan tersebut mempunyai kaitan dengan perbedaan ekologik lamun (den Hartog, 1977). Misalnya Parvozosterid dan Halophilid dapat dijumpai pada hampir semua habitat, mulai dari pasir yang kasar sampai limpur yang lunak, mulai dari daerah dangkal sampai dalam, mulai dari laut terbuka sampai estuari. Magnosterid dapat dijumpai pada berbagai substrat, tetapi terbatas pada daerah sublitoral sampai batas rata-rata daerah surut. Secara umum lamun memiliki bentuk luar yang sama, dan yang membedakan antar spesies adalah keanekaragaman bentuk organ sistem vegetatif. Menjadi tumbuhan yang memiliki pembuluh, lamun juga memiliki struktur dan fungsi yang sama dengan tumbuhan darat yaitu rumput. Berbeda dengan rumput laut (marine alga/seaweeds), lamun memiliki akar sejati, daun, pembuluh internal yang merupakan sistem yang menyalurkan nutrien, air, dan gas.
 
lamun
Gambar . Morfologi Lamun 

Akar

Terdapat perbedaan morfologi dan anatomi akar yang jelas antara jenis lamun yang dapat digunakan untuk taksonomi. Akar pada beberapa spesies seperti Halophila dan Halodule memiliki karakteristik tipis (fragile), seperti rambut, diameter kecil, sedangkan spesies Thalassodendron memiliki akar yang kuat dan berkayu dengan sel epidermal. Jika dibandingkan dengan tumbuhan darat, akar dan akar rambut lamun tidak berkembang dengan baik. Namun, beberapa
penelitian memperlihatkan bahwa akar dan rhizoma lamun memiliki fungsi yang
sama dengan tumbuhan darat.
Akar-akar halus yang tumbuh di bawah permukaan rhizoma, dan memiliki adaptasi khusus (contoh: Aerenchyma, sel epidermal) terhadap lingkungan perairan. Semua akar memiliki pusat stele yang dikelilingi oleh endodermis. Stele mengandung phloem (jaringan transport nutrien) dan xylem (jaringan yang menyalurkan air) yang sangat tipis. Karena akar lamun tidak berkembang baik untuk menyalurkan air maka dapat dikatakan bahwa lamun tidak berperan penting dalam penyaluran air.
Lamun sering ditemukan di perairan dangkal daerah pasang surut yang memiliki substrat lumpur berpasir dan kaya akan bahan organik. Pada daerah yang terlindung dengan sirkulasi air rendah (arus dan gelombang) dan merupakan
kondisi yang kurang menguntungkan (temperatur tinggi, anoxia, terbuka terhadap udara, dll) seringkali mendukung perkembangan lamun. Kondisi anoksik di sedimen merupakan hal yang menyebabkan penumpukan posfor yang siap untuk diserap oleh akar lamun dan selanjutnya disalurkan ke bagian tumbuhan yang membutuhkan untuk pertumbuhan.
Diantara banyak fungsi, akar lamun merupakan tempat menyimpan oksigen untuk proses fotosintesis yang dialirkan dari lapisan epidermal daun melalui difusi sepanjang sistem lakunal (udara) yang berliku-liku. Sebagian besar oksigen yang
disimpan di akar dan rhizoma digunakan untuk metabolisme dasar sel kortikal dan epidermis seperti yang dilakukan oleh mikroflora di rhizospher. Beberapa lamun diketahui mengeluarkan oksigen melalui akarnya (Halophila ovalis) sedangkan
spesies lain (Thallassia testudinum) terlihat menjadi lebih baik pada kondisi anoksik.
 

Rhizoma dan Batang Lamun (Seagrass)

 
Semua lamun memiliki lebih atau kurang rhizoma yang utamanya adalah herbaceous, walaupun pada Thallasodendron ciliatum (percabangan simpodial) yang memiliki rhizoma berkayu yang memungkinkan spesies ini hidup pada habitat karang yang bervariasi dimana spesies lain tidak bisa hidup.
Kemampuannya untuk tumbuh pada substrat yang keras menjadikan T. Ciliatum memiliki energi yang kuat dan dapat hidup berkoloni disepanjang hamparan terumbu karang. Struktur rhizoma dan batang lamun memiliki variasi yang sangat tinggi tergantung dari susunan saluran di dalam stele.
Rhizoma, bersama sama dengan akar, menancapkan tumbuhan ke dalam substrat. Rhizoma seringkali terbenam di dalam substrat yang dapat meluas secara ekstensif dan memiliki peran yang utama pada reproduksi secara vegetatif. Dan reproduksi yang dilakukan secara vegetative merupakan hal yang lebih penting daripada reproduksi dengan pembibitan karena lebih menguntungkan untuk penyebaran lamun.
 

Daun Lamun (Seagrass)

 
Seperti semua tumbuhan monokotil, daun lamun diproduksi dari meristem basal yang terletak pada potongan rhizoma dan percabangannya. Meskipun memiliki bentuk umum yang hampir sama, spesies lamun memiliki morfologi khusus dan bentuk anatomi yang memiliki nilai taksonomi yang sangat tinggi.
Beberapa bentuk morfologi sangat mudah terlihat yaitu bentuk daun, bentuk puncak daun, keberadaan atau ketiadaan ligula. Daun lamun terdiri dari dua bagian yang berbeda yaitu pelepah dan daun. Pelepah daun menutupi rhizoma yang baru tumbuh dan melindungi daun muda.
Anatomi yang khas dari daun lamun adalah ketiadaan stomata dan keberadaan kutikula yang tipis. Kutikula daun yang tipis tidak dapat menahan pergerakan ion dan difusi karbon sehingga daun dapat menyerap nutrien langsung dari air laut. Lamun memiliki daun-daun tipis yang memanjang seperti pita yang mempunyai saluran-saluran air. Bentuk daun seperti ini dapat memaksimalkan difusi gas dan nutrien antara daun dan air, juga memaksimalkan proses fotosintesis di permukaan daun.
 
Sumber : https://artikelbermutu.com/2014/04/pengertian-lamun-seagrass-ciri-ciri-dan.html